Padang Pariaman, listberita.id – Kematian mahasiswi, memunculkan aroma bau busuk dari sumur tua di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Bau busuk bukan terletak pada jasad saja, tetapi melainkan segudang kebohongan, kegilaan dan sadis yang dilakukan oleh pelaku pada ketiga korban mahasiswi.
Aroma bau busuk bersumber dari sumur tua di Batang Anai, Padang Pariaman, bukan hanya berasal dari jasad yang membusuk.
Dalam waktu sepekan, masyarakat dikejutkan mendengar, pengungkapan yang menggegerkan dan menakutkan.
Ditemukan tiga mahasiswi muda tewas mengenaskan, dan jasad nya mengeluarkan bau tak sedap (busuk), dua dikubur dalam satu sumur sempit.
Sedangkan di belakang rumah, satu lainnya ditemukan dalam kondisi termutilasi di sungai.
Pelakunya seorang pria muda berusia 25 tahun bernama, Satria Johanda alias Wanda, sosok pemuda tenang dan pendiam.
Namun kepribadiannya ternyata menyimpan, sisi kelam yang tak terbayangkan.
Jejak Berdarah Dimulai dari Sungai
Segalanya bermula Selasa dan Rabu, 17-18 Juni 2025. Warga sekitar aliran Sungai Batang Anai dikejutkan oleh penemuan potongan tubuh manusia.
Potongan tubuh ditemukan mayat perempuan dalam kondisi mengenaskan dan mengeluarkan bau tak sedap. Hasil identifikasi mengungkap identitas korban:
Septia Adinda, seorang mahasiswi yang sebelumnya dilaporkan hilang.
Kengerian tak berhenti di sana. Hasil pengembangan penyidikan justru membuka tabir lebih besar.
Setelah ditangkap Kamis dini hari, Wanda mengaku kepada polisi bahwa bukan hanya Septia yang menjadi korban.
Ia juga membunuh dua perempuan lain, Siska Oktavia Rusdi (23) dan Adek Gustiana (24), yang telah lama dilaporkan hilang sejak Januari 2024.
Sumur yang Menyimpan Neraka
Pengakuan Wanda membawa polisi ke sebuah rumah di Korong Lakuak, Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai.
Di belakang rumah itu, berdiri sebuah sumur tua yang seolah tak berpenghuni.
Tapi siapa sangka, di dasar sumur itu, polisi menemukan dua jenazah wanita dalam kondisi yang mengerikan.
Dugaan kuat muncul: Wanda telah menyembunyikan, dua pembunuhan pertamanya selama lebih dari setahun.
Ia membiarkan kedua korban membusuk di dalam sumur, demi menghapus jejak kejahatan yang nyaris sempurna.
Kekasih Sendiri Jadi Korban, Diduga Diperkosa Sebelum Dibunuh
Yang lebih menyayat hati, salah satu korban ternyata adalah kekasih Wanda sendiri, Siska Oktavia Rusdi, mahasiswi STIE KBP Padang.
Lebih dari sekedar pembunuhan, indikasi kuat menyebut bahwa Wanda memperkosa Siska sebelum akhirnya menghabisi nyawanya.
Fakta itu terungkap dalam pra-rekonstruksi, yang digelar oleh penyidik Polres Padang Pariaman.
Sejumlah barang bukti serta keterangan awal, mengarah pada adanya unsur pemaksaan hubungan seksual, sebelum pembunuhan dilakukan.
“Dalam pra-rekonstruksi, terkuak indikasi kuat adanya, unsur kekerasan seksual terhadap korban sebelum pembunuhan.
Ini akan kami perdalam dalam rekonstruksi resmi,” ujar salah seorang penyidik, Minggu (22/6).
Meski demikian, Wanda menolak mengakui perbuatan bejat tersebut.
Ia hanya mengaku melakukan pembunuhan, namun menutup rapat motif seksual di baliknya.
Sifat Psikopat: Tenang, Manipulatif, dan Tidak Menyesal
Pemeriksaan mendalam terhadap kepribadian Wanda mengarah pada dugaan psikopat.
Ia mampu bersikap tenang bahkan ketika, menjelaskan bagaimana dirinya membunuh.
Tidak ada penyesalan, tidak ada empati. Wanda disebut manipulatif, sanggup berbohong berulang kali tanpa menunjukkan rasa bersalah.
Satu per satu, kepingan puzzle mengerikan ini mulai tersusun
Ketiga korban yang semuanya mahasiswi, muda, cerdas, dan memiliki masa depan cerah, kini hanya tinggal nama.
Di tangan seorang pria yang kehilangan nurani, nyawa mereka direnggut begitu saja.
Jerat Hukum dan Ketegasan Kepolisian
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol, menegaskan pihaknya tak akan memberi ruang bagi pelaku untuk lolos dari jeratan hukum.
Wanda dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana, mutilasi, dan dugaan pemerkosaan.
“Dalih pelaku tidak akan menghentikan upaya, pembuktian kami di lapangan.
Kami pastikan pelaku akan dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.
Kini, polisi tengah menyempurnakan berkas perkara dan menyiapkan rekonstruksi resmi.
Rekonstruksi ini diharapkan mampu membuka secara gamblang, kronologi kejahatan yang telah menggemparkan masyarakat Sumatera Barat ini.
Tragedi yang Mengguncang Nurani. Wanda bukan hanya membunuh tiga perempuan.
Ia membunuh harapan, mimpi, dan kehidupan yang seharusnya masih panjang.
Ia juga mengguncang rasa aman banyak orang, terutama kaum perempuan.
Kasus ini menjadi pengingat keras bagi kita semua: bahwa pelaku kekerasan bisa saja bersembunyi, di balik wajah ramah, senyum tenang.
Bahkan hubungan asmara. Kejahatan seperti ini tak bisa hanya dibalas dengan hukuman.
Ia harus menjadi pelajaran mendalam agar masyarakat lebih waspada, dan sistem hukum lebih tangguh.
Tiga nyawa, satu sumur kematian, dan seorang pria yang menyimpan neraka dalam dirinya.
Tragedi ini akan lama diingat warga Padang Pariaman bukan karena ingin, tapi karena terlalu mengerikan untuk dilupakan. (MOND).