Damaskus – Akibat konflik berkepanjangan Presiden Suriah Bashar al-Assad bersama keluarga, meninggalkan kota Damaskus (8/12/2024).
Presiden Suriah Bashar al-Assad bersama keluarga meninggalkan kota Damaskus, ketika terjadi konflik berkepanjangan dengan pemberontak Suriah.
Mereka berhasil menguasai Suriah hingga, menyebabkan keluarga dan Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri meninggalkan kota Damaskus. (8/12/2024).
Usainya konflik berkepanjangan, Pemberontak Suriah mengumumkan keberhasilannya telah’, menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah merebut kendali kota Damaskus pada hari Minggu, (8/12/24) Dilansir dari Reuters.
Presiden Suriah terpaksa melarikan diri dan mengakhiri masa pemerintahannya bersama keluarga selama puluhan tahun, setelah lebih dari 13 tahun perang saudara dalam momen yang mengguncang Timur Tengah.
Beberapa negara memberikan komentar dan pesan dari sudut pandang tumbangnya, kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh pemberontak di negara Suriah.
Jubir Pemerintah Irak.
Juru bicara pemerintah Irak Bassem Al-Awadi menyamoaikan Irak terus mengikuti perkembangan dan menegaskan pentingnya tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah, atau mendukung satu pihak demi pihak lain.
Kemenlu Iran.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya menghormati persatuan dan kedaulatan nasional Suriah.
“Ia menyerukan “segera diakhirinya konflik militer, pencegahan tindakan teroris, dan dimulainya dialog nasional” dengan semua sektor masyarakat Suriah.
Teheran mengatakan akan terus mendukung mekanisme internasional untuk mengejar proses politik, seraya menambahkan bahwa hubungan yang sudah lama terjalin dan bersahabat antara negara Iran dan Suriah diharapkan akan terus berlanjut.
Raja Abdullah Yordania.
Raja Abdullah mengatakan Yordania menghormati pilihan rakyat Suriah. Ia mendesak agar konflik apa pun di Suriah yang dapat menimbulkan kekacauan dihindari.
Ia menekankan perlunya melindungi keamanan tetangga utara negaranya, menurut pernyataan yang diterbitkan oleh Pengadilan Hashemite Kerajaan.
PM Israel Benjamin Netanyahu.
Jatuhnya Assad, mata rantai utama dalam poros Iran, merupakan hari bersejarah dan akibat langsung dari pukulan yang dilakukan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, kata Netanyahu.
“Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan kami,” tambahnya.
Presiden Perancis Emmanuel Macron.
“Negara barbar itu telah jatuh. Akhirnya. Saya memberikan penghormatan kepada rakyat Suriah, atas keberanian mereka, atas kesabaran mereka.
Di saat ketidakpastian ini, saya mendoakan mereka agar damai, bebas, dan bersatu,” kata Macron dalam sebuah unggahan di media sosial X.
“Prancis akan tetap berkomitmen terhadap keamanan semua orang di Timur Tengah.”
Kemenlu Qatar.
Kementerian luar negeri Qatar mengatakan, agar hal itu dapat memperbarui seruannya untuk mengakhiri krisis di Suriah.
Sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015, yang menetapkan langkah-langkah untuk gencatan senjata dan transisi politik.
Kementerian luar negeri mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan di Suriah dengan penuh, minat dan menyerukan agar persatuan negara dijaga.
Arab Saudi.
Arab Saudi telah berkomunikasi dengan semua aktor regional di Suriah dan bertekad untuk melakukan apa pun, yang mungkin untuk menghindari hasil yang kacau bagi negara tersebut, kata seorang pejabat Saudi kepada Reuters.
“Kami telah menghubungi semua pihak di kawasan tersebut. Kami terus berkomunikasi dengan Turki dan setiap pemangku kepentingan yang terlibat,” kata pejabat tersebut,
Dan Ia menambahkan bahwa, kerajaan tersebut tidak mengetahui keberadaan Bashar al-Assad.
Kemenlu Mesir.
Mesir telah meminta semua pihak di Suriah untuk menjaga kemampuan negara dan lembaga-lembaga nasional, kata kementerian luar negeri Mesir.
Kementerian luar negeri menegaskan dukungannya terhadap rakyat Suriah dan kedaulatan serta persatuan negara.
Presiden AS Joe Biden.
“Presiden AS Joe Biden dan timnya memantau dengan saksama peristiwa luar biasa di Suriah dan terus berhubungan dengan mitra regional,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Terpilih Donald Trump.
“Assad sudah pergi. Ia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik untuk melindunginya,” tulis Trump di Truth Social.
“Rusia dan Iran sedang dalam kondisi yang lemah saat ini, satu karena Ukraina dan ekonomi yang buruk, yang lain karena Israel dan keberhasilannya dalam pertempuran.”
Kemenlu Rusia.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah meninggalkan jabatannya dan meninggalkan negara itu setelah memberikan perintah agar dilakukan penyerahan kekuasaan secara damai.
Kemenlu Rusia tersebut tidak mengatakan di mana Assad sekarang berada dan mengatakan, Rusia tidak ikut serta dalam pembicaraan seputar kepergiannya.
Dikatakan bahwa pangkalan militer Rusia di Suriah telah disiagakan, tetapi tidak ada ancaman serius terhadap mereka saat ini.
Moskow berhubungan dengan semua kelompok oposisi Suriah dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan.
Menlu Turki Hakan Fidan.
Suriah telah mencapai tahap di mana rakyat Suriah akan membentuk masa depan negara mereka sendiri, hari ini ada harapan, kata Fidan dalam konferensi pers di Doha .
Rakyat Suriah tidak dapat melakukan ini sendirian. Turki mementingkan integritas teritorial Suriah. Pemerintahan Suriah yang baru harus dibentuk secara inklusif, tidak boleh ada keinginan untuk membalas dendam.
Turki menyerukan kepada semua pihak untuk bertindak dengan hati-hati dan waspada. Organisasi teroris tidak boleh dibiarkan mengambil keuntungan dari situasi ini.
Kelompok oposisi harus bersatu. Kami akan bekerja untuk stabilitas dan keamanan di Suriah.
Suriah yang baru seharusnya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga, tetapi harus menghilangkan ancaman. Setiap perluasan milisi PKK yang dilarang tidak dapat dianggap sebagai mitra yang sah di Suriah.
Konstantin Kosachyov, Pembuat Hukum Rusia.
Rakyat Suriah harus menghadapi perang saudara berskala penuh sendirian, kata wakil ketua majelis tinggi parlemen Rusia Konstantin Kosachyov, kantor berita Interfax melaporkan.
Pejabat Pentagon AS Daniel Shapiro.
“Amerika Serikat akan terus mempertahankan kehadirannya di Suriah timur dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kebangkitan kembali ISIS,” kata Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Timur Tengah Daniel Shapiro pada konferensi keamanan Dialog Manama di Bahrain.
Shapiro mengimbau semua pihak untuk melindungi warga sipil, khususnya kaum minoritas, dan menghormati norma-norma internasional.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerock
“Tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apa yang sedang terjadi di Suriah sekarang. Namun satu hal yang jelas: bagi jutaan orang di Suriah.
Berakhirnya Assad berarti kelegaan besar pertama setelah, kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad selama berabad-abad.”
“Assad telah membunuh, menyiksa, dan menggunakan gas beracun terhadap rakyatnya sendiri. Ia akhirnya harus bertanggung jawab atas hal ini.
“Negara ini tidak boleh jatuh ke tangan kelompok radikal lain – apa pun kedoknya.
Sebab itu, kami menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap semua warga Suriah.
Ini termasuk perlindungan menyeluruh terhadap kelompok minoritas etnis dan agama seperti Kurdi, Alawi, atau Kristen, dan proses politik inklusif yang menciptakan keseimbangan antara kelompok-kelompok tersebut.”
KanselirJerman, Olaf Scholz.
“Bashir al Assad telah menindas rakyatnya sendiri secara tidak manusiawi, dan telah mempertaruhkan banyak nyawa dan telah mendorong banyak orang untuk melarikan diri dari Suriah, banyak di antaranya juga telah datang ke Jerman.
Rakyat Suriah telah mengalami penderitaan yang mengerikan. Oleh karena itu, berakhirnya kekuasaan Assad atas Suriah merupakan kabar baik.
“Hal terpenting sekarang adalah hukum dan ketertiban segera dipulihkan di Suriah. Semua komunitas agama, semua kelompok minoritas harus menikmati perlindungan sekarang dan di masa mendatang.”
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani.
“Kami menyerukan penyerahan kekuasaan secara damai antara rezim yang tumbang dan realitas baru, jadi untuk transisi yang damai dan bukan militer. Bagi saya, saat ini keadaan sedang menuju ke arah ini,” kata Tajani dalam konferensi pers.
Utusan Khusus PBB Untuk Suriah Geir Pedersen.
“Geir Pedersen menggarisbawahi keinginan yang jelas, yang diungkapkan oleh jutaan warga Suriah agar pengaturan transisi yang stabil dan inklusif segera diberlakukan, kata sebuah pernyataan.
Ia mendesak semua warga Suriah untuk memprioritaskan dialog, persatuan, dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional serta hak asasi manusia.
Saat mereka berupaya membangun kembali masyarakat mereka, seraya menambahkan bahwa ia siap mendukung rakyat Suriah dalam perjalanan mereka menuju masa depan yang stabil dan inklusif.
“Hari ini menandai momen penting dalam sejarah Suriah- sebuah negara yang telah mengalami penderitaan yang tak henti-hentinya selama hampir 14 tahun dan kehilangan yang tak terlukiskan.
Babak kelam ini telah meninggalkan luka yang dalam, tetapi hari ini kita menantikan dengan harapan yang hati-hati untuk pembukaan babak baru-babak yang penuh kedamaian, rekonsiliasi, martabat, dan inklusi bagi semua warga Suriah.”
Ketua Bantuan PBB Tom Fletcher.
“Peristiwa di Suriah bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Konflik selama lebih dari satu dekade telah menyebabkan jutaan orang mengungsi. Sekarang, lebih banyak lagi yang berada dalam bahaya.
Kami akan menanggapi di mana pun, kapan pun, dan apa pun yang kami bisa untuk mendukung orang-orang yang membutuhkan, termasuk pusat penerimaan – makanan, air, bahan bakar, tenda, selimut”.
Wakil PM Inggris, Angela Rayner.
“Kediktatoran dan terorisme menimbulkan masalah bagi rakyat Suriah yang, telah menghadapi begitu banyak masalah dan juga mengganggu stabilitas kawasan.
Itulah sebabnya kita harus memiliki solusi politik di mana pemerintah bertindak demi kepentingan rakyat Suriah. Itulah yang ingin kita lihat.”
“Itulah jenis demokrasi yang kami katakan tepat untuk dunia, dan mudah-mudahan itulah yang akan didapatkan rakyat Suriah.
“Jika Assad sudah lengser, itu adalah perubahan yang disambut baik, tetapi langkah selanjutnya harus berupa solusi politik, dan mereka harus bekerja demi kepentingan rakyat Suriah.” Dikutip dari (***Reuters.Red***).