Maulid Nabi Muhammad SAW di isi dengan Tausiyah Kebangsaan, bersama Habib Luthfi bin Ali bin Yahya di lapangan Bumi Tegar Beriman Cibinong Bogor, (15/10/2023).
Pemerintah Kabupaten Bogor adakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tausiyah Kebangsaan di hadiri ribuan warga dan Banser NU di acara itu.
Acara tausiyah Kebangsaan turut hadir acara tersebut, Al Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Brigadir Jenderal TNI-AD Anan Nurakhman, Komandan Korem 061/Surya Kencana, Kapolres Bogor AKBP Pol Rio Wahyu Anggoro, Wakapolres Bogor Kompol Pol Fitra, Marsma TNI-AU M. Taufiq Arasj Komandan Lanud Atang Sendjaya, dan Bayu Ramawanto Diskominfo Kabupaten Bogor.
Turut hadir pula jajaran di pemerintahan Kabupaten Bogor, TNI Polri, dengan khidmat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad SAW terisikan Tausiyah Kebangsaan, yang merupakan untuk mengenangnya, sejarahnya Baginda Rasulullah SAW.
Dalam ceramahnya Al Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, memberikan pesan pada seluruh masyarakat, yang berada di Kabupaten Bogor, dan Bangsa Indonesia.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah, bahwa pada siang hari ini, kita kumpul bersama melahirkan sebenarnya dalam peringatan maulid Nabi SAW.
Itu melahirkan rasa syukur kita kepada Baginda Nabi, atau terima kasih kita kepada Baginda Nabi SAW, bilamana kita terima kasih kepada Baginda Nabi SAW, sudah pasti terima kasih juga kepada Allah SWT tutur Habib Luthfi.
Barangsiapa tidak mengerti terima kasih kepada manusia, sama halnya tidak mengerti terima kasih kepada yang maha kuasa.
Bagaimana tidak, kita tidak mengucapkan terima kasih” kepada para Auliyah kita, menjadi orang yang beriman.
Kita menjadi orang yang mengerti isi Alquran, kita mengasih tauhid dan mengerti taat kepada Allah ta’ala, kepada Rasulullah SAW, bisa membedakan mana yang hak, mana yang bathil.
Mana yang mubah mana yang makruh. Dan mana yang haram, mana yang halal. Kita mengerti saat menghadap kepada Allah SWT, atas perintahnya kepada para ulama, doa kita kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Lalu juga kepada dua orang tua, seperti doa kepada guru-guru kita. Kita bisa membedakan mana akhlak yang mudah, dan mana akhlak yang tidak terpuji, karena kita mengerti dan meniru mengetahui, kepada Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kita mengerti cinta bangsa, cinta negara sebab dari Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Seandainya ada orang bisa memperingati Maulud Nabi, bisa potong kambing sampai , 1000 atau lebih jangan bangga dulu.”
Itu belum apa-apa itu dibanding dengan kebesaran Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Jangankan lagi kepada Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kita ambil jasanya para ulama, para Aulia, para pejuang yang ikut andil besar di dalam dakwatul Islam Nasrul Islam.
Gelar agama, gelar tentang ajarannya. Sehingga yang banyak ikut hadir, lagi ikut andil besar memerdekakan bangsa ini.
Dari berbagai berkibarlah kembali sang saka merah putih, jasa-jasa sang pejuang merah putih.
Ini kan sudah lepas bulan Maulid kok, masih ada peringatan Maulud biasa. jawabnya simpel aja lah walaupun, kita memperingati itu terkadang, tidak tepat pada tanggal setiap tahun, di negeri kita itu ada beberapa peringatan.
Berangkat memperingati 17 Agustus. di dalam 17 Agustus, hari proklamasi bukan hari itu saja, kita peringati setiap ada event event di mana saja.
Kalau bisa membacakan atau melakukan lagu kebangsaan itu, adalah bagian mengingatkan untuk kita semuanya.
Di waktu kita melaju melangkah mengayunkan lagu kebangsaan, tidak harus di waktu detik-detik, proklamasi saja, di luar Agustus pun di dalam kegiatan Maulid Nabi.
Di mana saja pasti kita, adakan dengan serentak. Ada apa bacaan teks Pancasila atau dengan, adanya pengibaran atau, dengan kirab merah putih.
Tidak lain untuk memperingatkan yang namanya, kirab umpamanya. Kita bawa dengan capeknya, membangkitkan kembali, dan pertanyaan kepada kita ini yang saya bawa lambang negara luar biasa.
Ditegakkan kembali dari tahun 1945 diperjuangkan oleh bendera merah putih. Sebab kemerdekaan bangsa kita, itu bukan kemerdekaan berhadiah, atau hadiah.
Tapi kemerdekaan negeri ini adalah sedarah, setanah air. Sejauh mana kita tahu kepada para pejuang-pejuang, yang menegakkan merah putih, tegak kembali.
Selalu kita angkat setinggi tingginya, supaya ingat bahwa di dalam merah putih itu tadi, ada tiga hal satu kehormatan, bangsa harga diri, bangsa jati diri.
Bangsa itu telah melekat kepada nenek moyang kita, sehingga beliau-beliau bangkit. Bagaimana melawan penjajah, sehingga tidak kembali merah putih.
Demi cinta bangsa dan tanah air Indonesia, nah itulah kita pernah hadir merayakannya sang merah putih. Apa tidak kita pernah coba, kita bertanya…Ulang Habib Luthfi bin Yahya.
Alhamdulillah 17 Agustus san masih adil ikut pasang. Sang saka merah putih saja. Untung saja bendera merah putih yang satu tahun itu, masih dipakai terkadang apa beratnya sih memilih bendera yang baru, ujarnya.
Yang maklum kalau tidak ada diingatkan terus ,..nah kalau tidak ada kirab, jawabannya oh ternyata, merah putih itu kita diingatkan terus. Ulang Habib Lutfi.
Supaya kita meningkatkan kehormatan bangsa. Harga diri bangsa, jati diri bangsa, kalau ini semua sudah melekat kepada anak bangsa.
Karena Indonesia di atas segalanya. Apa saja yang ada di Indonesia, seperti contoh partai-partai lainnya, adalah Indonesia.
Yang paling tertinggi, partai boleh bubar, Indonesia tidak boleh jawab yang keras …….Imbuhnya ulama kharismatik ini.
Sekali lagi partai bisa bubar, tapi Indonesia tidak bisa… jawab yang tegas….tepuk para hadirin… begitu kalian menjadi anak bangsa…Ucap Habib Luthfi Bin Yahya.
Yang bangga ketika menjalani menyatakan, Indonesia..bukan negara lemah setujukah…..Setuju… begitu tanya tentang bangsa Indonesia, Ulas cucunya Rasulullah SAW ini.
Indonesia dengan meningkatkan kewibawaan bangsa. Karena kalau kita menyebutkan Indonesia dengan tegas, dengan bangga dari mana, Bapak kalau ditanya Indonesia hebat gitu. Seru Ulama Kharismatik ini.
tanya Indonesia tapi lain kewibawaan di sinilah hebatnya rahimakumullah, diingatkan lagi, selain daripada kirab.
Setiap hari Senin sekarang, masih ada atau tidak… Itu kalau pagi pada hari Senin di sekolah-sekolah, mengibarkan bendera merah putih.
Jangan sampai itu kita kecolongan, tidak ada sebab itu,.. pembangunan pertama untuk anak-anak kita, cinta bangsa, cinta tanah air.
Coba setiap hari Senin nanti 17 agustusan lakukan sendiri, bukan sekedar upacara-upacara saja.
Itu pendidikan yang luar biasa, kita kagum kepada para pendahulu, walaupun melalui filosofi. Tapi karena terpaksa,..sebetulnya melalui filosofi.
Apa diantaranya filosofinya di daerah, kalau di tempat kita, dengan ada alasan sebelum merdeka sebelum tahun 1945.
Bendera-bendera penjajah Hindia Belanda, berkibar di setiap pemerintahan pada waktu itu.
Selalu kita melihat bendera-bendera penjajah, orang tua orang tua kita. Kita berpikir lebih lanjut, lebih dewasa luar biasa.
Bagaimana cara menanamkan cinta bangsa, cinta tanah airnya. Tidak kalah akal kalau, bendera penjajahan hanya berkibar di luar saja.
Tapi kalau sesepuh Kita berbeda, bagaimana menanamkan bendera merah putih, agar melekat di hati. Setelah iman Islam dan agama yang lainnya, melekat di hatinya. Tutup Ulama kharismatik.
Selanjutnya, Ketua Panitia Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW dan Tausiyah Kebangsaan, Komandan Lanud (Danlanud) Atang Sendjaja (ATS), Marsekal Pertama TNI Muhammad Taufiq Arasj mengungkapkan;
Hari ini merupakan puncak kegiatan Maulid Akbar, dan Tausiyah Kebangsaan. Yang diisi dengan tausiyah dan, doa penutup oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.
Bupati Bogor, Iwan Setiawan menyampaikan rasa bangganya, atas terselenggaranya kegiatan Maulid Akbar dan Tausiyah Kebangsaan di Kabupaten Bogor.
Semoga bisa mendorong terwujudnya visi Kabupaten Bogor, yakni menjadikan Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman, dan Berkeadaban.
“Alhamdulilah siang ini kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Ta’dziman Wa Takriman Maulid Rasulullah SAW.
Ini suatu kebanggan bagi saya sebagai kepala daerah. Terima kasih kepada habib atas wasilah habib.
Kami bisa mengadakan kegiatan Maulid Akbar bersama, dengan jajaran Forkopimda, para kyai, tokoh masyarakat.
Serta masyarakat dari Kota dan, Kabupaten Bogor di Bumi Tegar Beriman,” ungkap Iwan Setiawan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh panitia, yang telah mengadakan kegiatan Maulid Akbar dan Tausiyah Kebangsaan ini.
Salah satunya tausiyah yang disampaikan, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, yang sangat ditunggu oleh seluruh masyarakat.
“Saya sudah kangen dengan tausiyah Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, yang merupakan sosok sangat masyur di Indonesia.
Dengan Tausiyah Kebangsaan ini, semoga dapat memberikan kesejukan di Bumi Tegar Beriman.
Terlebih beberapa bulan kedepan, kita akan menghadapi suksesi Pemilu dan Pilkada,” terang Iwan.
“Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras, demi kesuksesan kegiatan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dan Tausiyah Kebangsaan ini, semoga apa yang kita kerjakan, ini akan menjadi tabungan amal dan pahala kita,” tutupnya.
Heri Herdiana