spot_img

Pendaftaran Siswa Sistem SPMB Menjadi Polemik

Published on

List Berita – Maraknya titipan sekolah sering terjadi, menjelang pendaftaran siswa baru melalui, Sistem Penerima Murid Baru (SPMB).

Masyarakat ramai menggunjingkan sulitnya, untuk pendaftaran melalui SPMB serentak se-jabodetabek.

Keluhan ini menjadi prioritas bagi dunia pendidikan, kecerdasan bagi siswa untuk melanjutkan jenjang selanjutnya tidak menjadi ukuran.

BACA JUGA  Praktisi Hukum: Siswa Harus Taat Peraturan Sekolah

Terutama zona yang melanjutkan ke SMP dan juga SMA, resahnya masyarakat menjadi kecewa yang mendalam.

Sistem SPMB menjadi dilema dan diduga permainan operator, berkembang disana’, bukan hal yang baru seperti SMA 5 Sawangan Depok.

Dan juga dibarengi dengan beredarnya foto, yang memperlihatkan memo terpantau jelas kasus di SMA wilayah Cilegon Banten.

BACA JUGA  Rina Febriani: Bulog Stock Beras Aman dan Tepat Sasaran di Jabar

Dalam kutipan berisi memo titipan untuk siswa, dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di salah satu SMA Negeri di Kota Cilegon.

Dalam memo tersebut terpampang jelas kartu nama Budi Prajogo, Wakil Ketua DPRD Banten, dan juga tanda tangan yang bersangkutan.

Unggahan memo “titipan” itu pun langsung menjadi bahan perbincangan di berbagai platform media sosial.

<

BACA JUGA  Kereta Cepat Whoosh Jadi Pertanyaan Mahfud MD Ungkap Ini

Budi Prajogo yang merupakan Wakil Ketua DPRD Banten, dari Fraksi PKS pun menyampaikan klarifikasinya.

Budi menegaskan bahwa memo tersebut, dibuat oleh stafnya di DPRD Banteng.

Ia mengaku diminta untuk menandatangani surat tersebut, dengan alasan untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu.

BACA JUGA  ' Serayu ' Fasilitas Eksekutif di Stasiun Kereta Purwokerto

“Staf datang ke saya minta tanda tangan saja, sementara stempel dan foto itu staf yang lakuin.

Saya tidak tahu soal stempel itu, dan saya juga tidak kenal dengan siswa maupun keluarganya, hanya dengar dari staf saja,” ujar Budi di Serang, Sabtu (28/6/2025).

Wakil Ketua DPRD Banten Budi menyampaikan bahwa, dirinya tidak ada komunikasi langsung, dengan pihak sekolah, dan ia tidak pernah melakukan intervensi terkait proses seleksi.

BACA JUGA  Runtuhnya Pemerintahan Nepal Dikalangan Para Pemuda Gen Z

“Adapun diterima tidaknya, saya serahkan semua kepada pihak sekolah, tanpa ada intervensi apa pun,” ungkapnya yang dikutip dari Antara.

Diketahui, siswa yang disebut dalam memo tersebut tidak lolos dalam seleksi SPMB 2025/2026.

Menyasar di sekolah tujuan karena tergeser, oleh peserta lain melalui mekanisme jalur domisili dan penilaian rapor.

BACA JUGA  Keroyok Anak di Bawah Umur Terjadi di Depok

Meski menyebut tindakannya hanya bentuk kepedulian sosial, Budi mengakui bahwa apa yang terjadi merupakan kekeliruan.

“Saya meminta maaf kepada seluruh pihak atas kegaduhan ini,” katanya. “Ini menjadi pelajaran berharga bagi saya ke depan,” ujar dia melanjutkan.

BACA JUGA  Petugas Rutan Cilodong Depok, Disinyalir Tak Beretika

 

Latest articles

Universitas Muhammadiyah: Menjalin Silaturahmi Dapat Menambah Nilai Persatuan Para Siswa

LIST BERITA - Menjalin silaturahmi dapat menambah nilai persatuan, dan bentuk kepedulian berguna bagi...

Pengelolaan Candi Borobudur Peran Pemkab Magelang Sebatas Koordinatif dan Partisipatif

LIST BERITA - Candi Borobudur merupakan kebanggaan masyarakat Indonesia, yang terletak di Kabupaten Magelang...

Praktisi Hukum: Siswa Harus Taat Peraturan Sekolah

LIST BERITA - Mengulas peristiwa orang tua siswa SMAN 1 Cimarga, yang melaporkan "kepala...

Komunitas Lantara Spaze Club Semangatkan Energi Baru

LIST BERITA - Setelah sukses menggelar Lantara Pop Up Market, komunitas kreatif Lantara Spaze...

More like this