spot_img

Dua Wilayah Rusia Memblokir Situs Telegram Demi Keamanan

Published on

List Berita – Situs aplikasi Telegram resmi diblokir, dari dua wilayah Rusia, menurut sumber informasi demi tingkat keamanan negaranya, (8/3/2025).

Pihak berwenang di dua wilayah Rusia telah memblokir aplikasi pengirim pesan Telegram karena khawatir aplikasi tersebut dapat digunakan oleh musuh.

Menurut Menteri Pengembangan Digital Regional seperti dikutip oleh kantor berita negara TASS pada Sabtu.

BACA JUGA  Perusahaan Teknologi Yang Tergabung A1 Merosot

Dua wilayah Rusia yakni Dagestan dan Chechnya, merupakan wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan, tempat dinas intelijen mencatat adanya peningkatan aktivitas militan Islam.

“(Telegram) sering digunakan oleh musuh, salah satu contohnya adalah kerusuhan di bandara Makhachkala,” kata Yuri Gamzatov, Menteri Pengembangan Digital Dagesta.

Dan ia seraya menambahkan bahwa keputusan untuk memblokir layanan, messenger tersebut telah dibuat di tingkat federal.

BACA JUGA  Apple: Menolak Perintah Mahkamah Agung Terkait App Store

Gamzatov merujuk pada kerusuhan anti-Israel di Dagestan pada Oktober 2023, ketika ratusan pengunjuk rasa menyerbu bandara.

Mereka mencoba menyerang penumpang yang tiba, dengan menggunakan pesawat dari negara Yahudi tersebut.

Tidak ada penumpang yang terluka, dan pihak berwenang telah mengadili beberapa orang atas insiden tersebut.

BACA JUGA  Serangan Dadakan, Pasukan Rusia Gempur Ukraina Serentak

Berita tentang kedatangan pesawat itu telah tersebar di saluran Telegram lokal, tempat para pengguna mengunggah seruan untuk melakukan kekerasan antisemit.

Telegram mengutuk serangan itu dan mengatakan akan memblokir saluran tersebut.

<

Telegram tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai pemblokiran di Rusia.

Berkantor pusat di Dubai dan didirikan oleh Pavel Durov kelahiran Rusia, aplikasi pengirim pesan ini memiliki hampir 1 miliar pengguna.

BACA JUGA  India Tegas Menolak Tuduhan PM Kanada Justin Trudeau

Aplikasi Telegram ini telah digunakan secara luas baik di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas republik Soviet lainnya.

Moskow mencoba memblokir Telegram pada tahun 2018, tetapi gagal dan sebelumnya telah menuntut platform tersebut untuk menyerahkan data pengguna.

Durov sedang diselidiki secara resmi di Prancis sebagai bagian dari penyelidikan terhadap kejahatan terorganisasi di aplikasi tersebut.

BACA JUGA  Penangkapan Yoon Suk Yeol, Penyidik Alami Kebuntuan

Gamzatov, menteri di Dagestan, mengatakan Telegram dapat dibuka blokirnya di masa mendatang, tetapi ia menghimbau para pengguna untuk beralih ke aplikasi messenger lain untuk sementara waktu. (Dilansir Reuters – Saidi Red).

BACA JUGA  Filipina Dalam Dilema Setelah Marcos Mencopot Sara Sebagai Dewan Keamanan Nasional

 

Latest articles

Gubernur Yogyakarta Berikan Kompensasi Pada Mahasiswa Terdampak Bencana

Yogyakarta, Redaksi Satu - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan...

Demokrasi yang Dikhianati di Kapuah Utara Kec.XI Koto Tarusan Pessel

Pesisir SelatanI Listberita.id — Kasus gagalnya Prima Yunila Masta, S.PdI, M.Pd (Nila) melaju sebagai...

Polemik Asosiasi Advokat APSI Memanas di Daerah

Padang | Listberita —Apa jadinya jika seorang advokat—profesi yang semestinya berdiri di garda terdepan...

Pelayanan RSUD Pratama Tapan, Diduga Abaikan Pasien Kritis

LIST BERITA - Pelayanan rumah sakit tentunya memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien, tetapi seorang...

More like this