LIST BERITA – Menyinggung soal penamaan rupabumi, Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika memberikan penjelasan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika, memberikan masukan pada jajarannya, terkait penamaan rupabumi.
Menurut Ajat Rochmat, penamaan rupabumi harus dilakukan dengan cermat dan memperhatikan aspek histori.
Mewakili Bupati Bogor, Ajat menyampaikan saat membuka kegiatan, sosialisasi dan bimbingan teknis.
Dalam penyampaiannya, penyelenggaraan nama rupabumi di Kabupaten Bogor, di Babakan Madang, Kamis (24/7).
Adapun dalam penyampaian itu mereka yang hadir antara lain:
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang), Kepala Bagian Tata Pemerintahan.
Kegiatan tersebut juga diikuti oleh perwakilan perangkat daerah, dan kecamatan lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Lebih lanjutnya kemudian ada Bimtek, yang disertai dengan materi diantaranya:
Surveyor Pemetaan Madya pada Direktur Pemetaan Batas Wilayah Dan Nama Rupabumi Badan Informasi Geospasial.
Kemudian juga disusul oleh Analis Kebijakan Ahli Madya Pada Biro Pemerintahan Dan Otonomi Daerah.
Lalu disusul oleh Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Analis Kebijakan Ahli Muda Pada Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur.
Penamaan rupabumi bukan sekadar memberi identitas pada suatu tempat, melainkan bagian krusial dari penataan administrasi geospasial yang tertib.
Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi sarana untuk merawat warisan budaya, nilai-nilai sejarah, serta adat istiadat yang telah lama hidup di tengah masyarakat kita.
Kabupaten Bogor sendiri dikenal sebagai wilayah, yang kaya akan kearifan lokal dan peninggalan sejarah.
Setiap unsur geografisnya dari pegunungan, aliran sungai, hingga pemukiman.
Yang memiliki nama yang sarat akan makna, dan mencerminkan identitas serta kisah perjalanan masyarakatnya.
“Oleh karena itu, proses penamaan harus dijalankan secara cermat, dan memperhatikan setiap aspek.
Seperti halnya historis, sosial, dan budaya agar nilai-nilai tersebut tetap lestari,” cetus Sekda Ajat.
Ajat menambahkan, melalui kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis hari ini, kita mengambil langkah awal.
Dalam memastikan proses penamaan dan pendataan rupabumi, berjalan sesuai dengan kaidah toponimi, namun tanpa mengabaikan kekhasan lokal.
“Saya menyambut baik kegiatan ini, penamaan rupabumi karena memberikan efek terhadap kualitas perencanaan pembangunan Kabupaten Bogor kedepan.
Ia menambahkan, komitmen terhadap pelestarian ini juga sejalan dengan agenda Bupati Bogor, Rudy Susmanto.
Senantiasa menekankan pentingnya menjaga, keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian sejarah dan budaya.
“Saya minta kepada yang mengikuti bimtek ini, lakukan yang terbaik, jangan sampai bimtek ini tidak memiliki makna.
Berikan penamaan rupabumi sesuai kaidah ilmiah, sehingga akan bermakna,” pungkas Sekda Ajat.