Pangkalan Limapuluhkota I List Berita.Id – Ulah kinerja Puskesmas Pangkalan yang bobrok, Emak Jalit, orang tua dari banyak orang di Rimbodata-Tanjungpauh itupun meninggal dunia, Rabu subuh (26 -4-2023 ) di RSUD Adnan WD Payakumbuh.
Emak Jalit dibawa ke Puskesmas Pangkalan karena alami sakit perut sejak Selasa (25-4-2023 ) pukul 07.00 Wib pagi. Selama 13 jam fasien bersangkutan merintih kesakitan karena  tidak diperdulikan dan tidak mendapat perawatan yang memadai, ungkap Firdaus (44 ) dan Yoga (28).
Petugas Puskesmas Pangkalan itu, kepada Anak dan Cucu Emak Jalit, hanya menyuruh untuk terus menggosok pasien dengan Minyak Angin atau Balsem. Hanya itu tanggapan petugas setiap diminta untuk memberikan obat-obat, saat emak Jalit merintih kesakitan. Jelas Firdaus.
Ulah ketidakpedulian petugas Puskesmas Pangkalan, dan dokter Devi Prengki menangani pasien, Â Masyarakat Kenagarian Rimbodata Sumbar dan Tanjungpauh- Riau mengecam keras pimpinan Puskesmas -yang juga pemilik klinik di Tanjungbolik- Rimbodata- Kecamatan Pangkalan.
Dokter Devi Prengki yang sering mengaku sebagai orang dekatnya Syafaruddin, Bupati Limapuluh-kota itu, selama ini dinilai masyarakat sangat angkuh. Selaku dokter pimpinan Puskesmas, Dokter Devi suka pilih-pilih orang dalam melayani pasiennya. Demikian antara lain komentar sejumlah pentaqziah pada awak media, di rumah duka, Rabu siang.
Sikap demikian terjadi baik saat melayani di Puskesmas maupun di klinik pribadinya di Tanjungbolik, ungkap warga pentaqziah lainnya. Ada dugaan sementara kalangan, bahwa dr.Devi itu, asal-asalan melayani pasien Emak Jalit, karena menganggap emak Jalit adalah pesaing bagi bisnis kliniknya.
Emak Jalit (69) kini telah tiada. Warga Kenagarian Tanjung Bolik Kabupaten Limapuluh-kota serta Kenagarian Tanjung Pauh Kampar-Riau merasa sangat kehilangan. Kata Andi Antoni, S.pt, Wali Nagari Tanjungbolik  Pangkalan Kabupaten Limapuluh-Kota. Hal itu diutarakannya, di sela-sela proses penguburan pada lokasi pandam pekuburan Nagari TanjungBolik.
Jika masyarakat mengecam dr. Devi Pimpinan Puskesmas itu, menurutnya, Hal itu merupakan ungkapan rasa hilangnya  masyarakat atas sosok Wanita idola yang selama ini banyak membantu mengobati berbagai penyakit yang dialami masyarakat pada dua Kenagarian Tanjungbolik (Sumbar ) dan Tanjung Pauh ( Kampar-Riau )
Menurut penuturan Anak-anaknya. Emak Jalit yang memiliki nama aslinya Nurjalismar itu, mulai merasakan sakit pada pukul 05.00 Wib/subuh. Sebelum dibawa ke Puskesmas Pangkalan, Anaknya, Firdaus, membawa Emak Jalit ke Klinik dokter Devi Prengki, yang tidak jauh dari rumahnya di Tanjung Bolik. Setelah diperiksa dan diberi obat, emak Jalit, segera dibawa pulang.
Dua jam kemudian sakit perut emak Jalit, semakin parah. Melihat ibunya merejang rejang dan merintih kesakitan, Firdaus dan Hidayat dua anaknya memutuskan utuk membawanya ke Puskesmas Pangkalan pada pk. 07.00 Wib/pagi.
Di Puskesmas itu Firdaus semakin tertekan perasaan dan berupaya manahan diri atas sikap acuh dan tindakan petugas terhadap pasien.
Tiga belas jam lamanya emak Jalit merintih dan meregang-regang menangguh rasa sakit di Puskesmas itu. Pihak petugas Puskesmas, sama sekali tidak memperdulikan pasien. Berkali-kali anak-anak emak Jalit memohon agar diberikan tindakan medis, guna mengurangi rasa sakit ibu mereka. Jawaban yang diterima, hanya menyuruh pihak keluarga pasien menggosok tubuh emak Jalit dengan Balsem atau minyak angin.
Menyaksikan 13 jam rintihan ibu mereka, Firdaus dan saudaranya yang lain, memutuskan untuk membawa Emak Jalit ke RSUD Adnan WD di Kota Payakumbuh pada pukul 22.15 Wib. Tidak ada tawaran ambulanpun dari pihak Puskesmas.
Ketua Umum SPMI Sesalkan Sikap Bupati dan Kadis Kesehatan Kab. Limapuluh Kota
 Karena tidak memperoleh Mobil Ambulan, Pihak keluarga berusaha menelpon Bupati Limapuluh Kota Syafaruddin dan Me-WhatApp pada nomor 08231607xxxx serta Kadis Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota, dr. Adel Noviarman nomor 08137435 XXXX. Pada awalnya nomor HP Bupati menyambung dan sempat diangkat, namun segera dimatikannya. Sedangkan Nomor Kadis Kesehatan, sama sekali tidak aktif. Tujuan pihak keluarga menghubungi kedua pejabat tersebut, hanyalah untuk minta bantuan memperoleh Ambulan, guna menerobos kemacetan jalan raya di hari IduL Fitri 1444 H ini.
Edi Anwar Asfar, Ketua Umum DPP -SPMI ( Serikat Praktisi Media Indonesia ) menyesali sikap Pejabat semacam itu. Selaku Pimpinan, Bupati selayaknya merespon chat WA Warganya. Sebab, tidaklah mungkin warga asalan saja menghubungi Bupati atau Pejabat jika tidak ada hal yang bersifat urgen dan mendesak.
Melalui media ini Edi Anwar, yang juga Pimp.Umum/ Pemimpin redaksi tiga media itu, menyampaikan rasa sesalnya terhadap tipe pemimpin semacam itu. Kepada Bupati dan Kadis Kesehatan, dihimbau untuk memberi sanksi terhadap setiap pelayan public seperti Puskesmas dimaksud. Jangan mentang-mentang orang dekat, lantas menafikan hak-hak masyarakat.
Karena tidak mendapatkan mobil Ambulan, Firdaus dan keluarganya nekad menerobos kemacetan jalan raya Sumbar Riau dengan mobil pribadinya di saat libur Idul Fitri ini.
Perjalanan Pangkalan ke Kota Payakumbuh yang macet itu memperparah sakit emak Jalit.  Hal itu membuat anak-anaknya semakin nekad memacu mobilnya melarikan ibu mereka. sekitar dua Jam perjalanan yakni pada pukul 23.55 Wib, Emak Jalit segera ditangani pihak dokter IGD RSUD Adnan WD Payakumbuh. Dua orang petugas medis sempat melontarkan ucapan sesalnya atas kelalaian Pihak Puskesmas, sehingga keterlambatan datangnya fasien ke RSUD setempat.
Satu jam kemudian Emak Jalit dirawat di ruang Inap Anggrek III.B. Di sanalah Emak Jalit menghembuskan nafas terakhirnya Rabu pukul 05.00 Wib/pagi.
Ramai dikunjungi Pentakziah.
Awak media yang mengikuti prosesi penguburan, turut terharu menyaksikan ramainya para pentakziah yang menyolati dan mengantarkan jenazah Emak Jalit.
Emak Jalit, adalah sosok Wanita yang disegani dan dikagumi masyarakat sekitarnya. Kesan itu tergambar pada ciloteh-ciloteh pentakziah di sana.Ssudah puluhan tahun emak Jalit menjadi andalan masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit, tutur Wali Nagari Tanjung Bolik ,yang dikenal akrab dan suka berkumpul-kumpul dengan berbagai lapisan usia warga setempat.
Banyak orang dan tidak terhitung lagi masyarakat yang sudah tertolong oleh pengobatannya. Terutama terhadap pelbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan medis, kata Andi Antoni.
Mulai dari pasangan yang putus asa karena tidak punya keturunan, Susah dan menghadang maut saat akan melahirkan, sampai mengobati anak-anak yang alami kejang, patah, dan terkilir, jelasnya lagi.
Penulis; Eka Yahya