Papua, listberita.id – Suasana tenang dan haru, anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua secara resmi menyerahkan diri.
Kembalinya kelima anggota KKB Papua kepangkuan NKRI ini, membuat terharu bagi bangsa dan negara.
Sarat yang penuh makna, dan menggugah hati dan harapan, lima anggota KKB Papua.
Anggota KKB Papua berasal dari Kabupaten Maybrat. Mereka secara resmi menyerahkan diri.
Mereka mengucapkan dan menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada Jumat (20/6/2025) dini hari.
Prosesi ini berlangsung dalam suasana penuh haru dan khidmat, serta merupakan simbol rekonsiliasi mendalam.
Antara negara dan warganya yang pernah terpisah, oleh terjadinya peristiwa konflik.
Momentum bersejarah ini terjadi, di sela kunjungan kerja masa reses, Komisi XIII DPR RI di salah satu hotel di Kota Sorong.
Tak seperti penyerahan diri biasanya, hal itu dilakukan dalam keadaan tenang atau secara formalistis.
Kehadiran kelima eks anggota KKB ini justru disambut terbuka, dalam pertemuan yang dihadiri langsung oleh Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu.
Dan kemudian disusul Wakil Bupati Maybrat Ferdinando Solossa, dan sejumlah anggota Komisi XIII DPR.
Didampingi Tokoh Agama dan Komnas HAM
Kelima pria yang sebelumnya masuk dalam, daftar pencarian orang (DPO) karena keterlibatan mereka.
Dalam penyerangan pos persiapan Koramil Kisor, Distrik Maybrat Selatan, pada Januari 2021.
Serangan yang merenggut nyawa empat prajurit TNI ini telah tiba, dengan niat tulus untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Mereka didampingi seorang tokoh agama setempat, serta Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey.
Dia yang selama ini aktif dalam mendorong dialog, kemanusiaan di wilayah konflik.
Pendidikan, serta jaminan sosial telah disiapkan. Guna memastikan para mantan kombatan, dapat kembali hidup secara bermartabat.
“Kami ingin memastikan mereka tidak kembali ke hutan, bukan karena takut dikejar, tetapi karena mereka merasa dicintai dan dihargai.
Negara hadir bukan sebagai algojo, tapi sebagai pelindung,” tegas Elisa.
Pemerintah juga akan menggandeng lembaga-lembaga keagamaan, tokoh adat, serta LSM lokal dalam membina dan memfasilitasi transisi sosial ini.
Pendekatan lintas sektor ini diharapkan mampu, menciptakan model penyelesaian konflik.
Untuk lebih manusiawi, berkelanjutan, dan menjadi contoh bagi daerah lain.
Simbol Harapan Baru bagi Tanah Papua
Penyerahan diri lima anggota KKB ini, menjadi lebih dari sekedar berita ia adalah simbol.
Simbol bahwa, di tengah kabut dendam dan sejarah kelam, masih ada ruang untuk dialog, untuk maaf, dan untuk harapan.
Bahwa perjuangan sejati bukan selalu dengan senjata, tetapi juga dengan keberanian untuk berubah dan memilih jalan damai.
Di tengah tantangan besar yang masih membayang, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perdamaian di Papua tidak utopis.
Ia nyata, meski belum sempurna. Dan kelima pria yang hari ini kembali ke pelukan NKRI, ia menjadi saksi.
Kembalinya mereka awal dari babak baru, dalam perjalanan panjang menuju Papua yang damai dan bermartabat. (Mond)