Penulis: Saidi Hartono ketua DPD Serikat Praktisi Media Indonesia Bogor Raya.
Bogor, listberita.id – Ketahanan pangan, menjadi pemersatu terciptanya swasembada pangan melangkah kearifan lokal
Namun disisi lain, ketahanan pangan tidak terdorong dengan sarana prasarananya, maka tidak akan maksimal dalam pendistribusian hasil dari para kelompok tani.
Kita bergeser pada pemerintah Kabupaten Bogor, dimana Dinas Ketahanan Pangan telah mengalami kemajuan bagi para petani yang terletak di desa khususnya berada di Kabupaten Bogor.
Meskipun proses pemberdayaan itu dibarengi peran aktif keterlibatan kelompok tani, tentunya capaian itu Dinas Ketahanan Pangan dapat terbantukan peran keberadaannya.
Dinas Ketahanan Pangan memberikan secara simbolis berupa mesin penggiling padi, kepada kelompok tani.
Pemberian itu dilakukan pada saat acara, Bogor Fest 2025 dan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 di Stadion Pakansari pada Rabu, (18/5/25).
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Teuku Mulya sesuai acara tersebut seraya mengatakan, pemberian mesin penggiling padi tersebut, bertujuan guna membantu dalam memajukan sebuah Desa” khususnya, yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.
“Kami berikan mesin penggiling padi agar dapat membantu. Supaya produksinya juga bisa meningkat, dan bisa memanfaatkan atau dikelola dengan baik,” ujar Teuku Mulya.
Ia mengatakan, mesin penggiling padi ini sangat dibutuhkan oleh kelompok-kelompok masyarakat.
”Untuk ketahanan pangan di desanya, terutama Kabupaten Bogor dan Jawa Barat dan seluruh Indonesia.
Teuku Mulya menyebut, ada beberapa mesin yang dibagikan kepada Desa.
Karena desa mereka sangat, membutuhkan mesin penggiling padi tersebut.
Diantara lain yakni adalah, kelompok tani Warga Jaya Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng.
Kemudian kelompok tani Sinar Sejati Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari, kelompok tani Setia Wargi Desa Ciburayut Kecamatan Cigombong.
Lebih lanjut, dan kelompok tani Karya Makmur, dari Desa Babakan Raden Kecamatan Cariu.
“Disamping itu juga kan kita buat bangunan untuk mereka, supaya bisa menempatkan mesin itu,” jelasnya.
Teuku Mulya memaparkan, untuk saat ini adalah sosialisasi. Karena, menurutnya, supaya mereka dapat pengetahuan tentang mesin tersebut.
“Jangan sampai mesin ini sudah kita kasih, kemudian tidak dipakai, kemudian menjadi terbengkalai, dikarenakan hanya gara-gara tidak ada pengetahuan tentang penggunaan mesin tersebut,” ungkapnya.
“Kami harap, mesin yang kami berikan ini adalah menjadi simbol semangat baru.
Bagi mereka untuk memajukan di desanya, dalam bidang pertanian,” ujar Teuku Mulya mengakhiri percakapannya.