List Berita – Sejarah Mahkota Binokasih merupakan benda pusaka, peninggalan kerajaan Sunda yang berpindah ke Kerajaan Sumedang Larang.Â
Mahkota Binokasih ini dibuat, pada abad ke-14 oleh Prabu Bunisora Suradipati dari Kerajaan Galuh.
Mahkota Binokasih dibuat, atas prakarsa Sanghyang Bunisora Suradipati.
sebagai raja Galuh (1357-1371) yang digunakan oleh raja-raja Sunda, dalam upacara pelantikan raja baru dan menjadi benda pusaka kerajaan hingga kerajaan Sunda runtuh.
Namun sekian ratusan tahun silam kini dibawa kembali, Mahkota Binokasih ke Kabupaten Bogor.
Selaku pimpinan daerah Bupati Bogor, Rudy Susmanto secara resmi melepas Kirab Panji dan Mahkota Binokasih.
Dalam sebuah prosesi sakral yang berlangsung, di Pendopo Bupati Bogor, Selasa (22/4/25).
Pemindahan Mahkota Binokasih ketempat asalnya, dimana benda pusaka tersebut merupakan peninggalan sejarah nenek moyang yakni Kabupaten Bogor.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan.
Yang setinggi-tingginya kepada, Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Raden Luky Djohari Soemawilaga.
Atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten Bogor sebagai salah satu tujuan kirab budaya Mahkota Binokasih.
“Tiba saatnya hari ini kami akan melepas, dan mengembalikan Mahkota Binokasih.
Atas nama pribadi dan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Kepada Radya Anom Keraton Sumedang Larang, atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menjadi salah satu tujuan kirab,” ujar Rudy Susmanto.
Lebih lanjut, Rudy Susmanto menegaskan bahwa kehadiran Mahkota Binokasih bukan hanya sebagai simbol sejarah, melainkan lambang identitas budaya yang dijunjung tinggi.
 Ia menyebut momen ini sebagai momentum strategis untuk mengamplifikasi dan mengglorifikasi nilai-nilai luhur warisan leluhur Sunda.
“Selain sebagai ajang pelestarian budaya, Kirab Mahkota Binokasih juga berperan sebagai pemersatu dan memperkuat identitas bersama di tengah keberagaman budaya Sunda.
Ini adalah bukti nyata bahwa kekayaan tradisi kita mampu menjalin persatuan lintas wilayah dengan semangat gotong royong,” lanjutnya.